Kalau
boleh saya bilang diri saya adalah pelajar. Saya juga memiliki rumah diantara
tetangga tetangga. Dan saya adalah warga suatu negara. Pribadi ini tumbuh dan
berkembang dalam suatu wadah, didalamnya pun terdapat pribadi lain pula.
Oh
iya.. yang jelas saya adalah seorang murid yang kewajibannya belajar terus,.
Terus menerus belajar. Dikehiupan ini banyak orang sekitar yang kita temui.
Oiya.. sebenarnya saya bukan membahas diri sendiri saja, tetapi juga orang
lain.
Di
depan ketemu orang, di warung ketemu orang, di jalan ketemu orang, di HP pun
ada orang. Di sini, ditempat saya lho ya, banyak orang yang mungkin dibilang ‘Master
Booming’. Dia punya slogan ini, orang disekitar pun langsung mengikutinya. Dia
gerak itu ini, yang lain pun mengikutinya. Sebenarnya kenapa begitu?
Bukannya
saya iri ya, tapi hanya bercerita. Yang jelas orang itu sudah dikenal banyak
orang sehingga ia diperlakukan sedemikian. Ya, itu wajar.
Tapi
yang saya tekankan disini adalah orang yang mengikutinya. Ada juga orang yang hanya
ikut ikut selama musiman. Ketika benda ini dibicarakan, mereka membicarakan.
Hingga ia membicarakan terus menerus sampai memamerkan kepada orang yang dulu
pernah menawarkan hal itu.
Dia
hanyalah mengikuti orang yang menemukan hal tersebut. Memang secara komersial
posisi orang itu yang dibutuhkan karena bisa menunjang produtivitas angka
grafik meningkat. Yang saya herankan adalah pengikutnya.
Lingkungan
tersebut harusnya kita selalu hindari. Iya jika yang disebarkan baik, kalau sebaliknya?
Setahu
saya, baru baru ini saya belajar di sekolah, bab nya Perubahan Sosial Budaya. Saya
baca, memang lingkungan kita termasuk kawasan yang dinamis menerima perubahan.
Maraknya
budaya ikut ikutan yang meluas di lingkungan kita semakin penjajah itu berkuasa
saja ditempat kita. Kita pun menjadi pengikutnya dan juga kita adalah pion
mereka di rumah sendiri.
Melu Grubyuk, Ora Ngerti Rembuk.
Ikut
ikutan saja, tanpa mengerti tujuannya. Prinsip yang dipakai hanya asal ikut
saja, tak peduli baik atau buruk. Pokoke Penting Melu. Yahh, memang hanya
menuruti kesenangan.
Disini
bukan berarti kita anti budaya lain. Tapi gunakan logika, apakah cocok dengan
diri kita atau tidak?, Lebih Indah atau lebih Rese?.
Tidak
adanya filter yang menyaring budaya yang terus menghantam diri kita. Kita
adalah makhluk social yang tidak bisa terhindar dari pengaruh orang lain.
Antara diri sendiri dan orang lain saling memengaruhi.
Diri ini adalah insan yang mempunyai kelebihan dan kekurangan, Nah keduanya adalah
Keunikan diriku. Yang nantinya keunikan itulah yang akan kugunakan ditengah
tengah kerumunan lautan massa. Ditengah kerumunan itulah aku dituntut untuk
menemukan diri yang Autentik.
Dengan
mengetahui Autentisitas diri sendiri, kita juga akan menemukan Autentisitas
orang lain dengan cara membadingkan satu sama lain. Dengan begitu masing masing
individu bisa saling Memahami, Menghargai, dan Mengormati.
Seorang
yang tidak mengetahui ciri khas dirinya, tidak akan mengetahui ciri khas orang
lain. Begitu pula sebaliknya seseorang yang tidak mengetahui ciri khas orang
lain, maka tidak akan tahu ciri khas dirinya.
Intinya
Autentisitas diri itu dapat kita temukan didalam ruang gerak dialektika bersama
orang lain, bukan hanya bertanya kepada diri kita sendiri.
Didalam
aku dan non aku selalu terdapat Persamaan,
dan didalam Persamaan aku dan orang
lain senantiasa terdapat Perbedaan. Aku
dan orang lain bisa saling mendefinisikan diri masing masing karena masing
masing saling mencakupi sekaligus membatasi.
Apakah
ketika kita berguru, kita ingin menjadi seperti guru yang telah memberikan kita
pelajaran dan mempratikkan segala yang dilakukan guru sama persis? Tentu tidak,
Kita belajar dengan guru kita adalah untuk menjadi diri sendiri. Untuk
menemukan Diri Kita Sendiri. Guru hanya membatu menjadikan kita sebagai Diri
Kita.
Man ‘arrofa nafsahu, ‘arrofa
rabbahu’ , Barang siapa yang megetahui dirinya,
maka akan mengetahui Tuhannya.
Karena
itu, supaya tidak mudah ikut ikutan orang lain, kenalilah dirimu sendiri. Orang
yang tidak tahu diri tidak mempunyai eksistensi, Hidupnya mudah
terombang-ambing oleh keadaan sekitar.
Kesimpulannya,
Dengan mengenal Diri Kita, kita
tidak mudah ikut-ikutan dengan orang lain, karena kita berpendirian, tidak mudah pula lenyap ditengah kerumunan massa.
Kita mempunyai Visi yang jelas, sehingga kita tepat dalam memenuhi kebutuhan
diri sendiri.
Nihh Share Lagu deh, GO TO THE TRACK. Lagu lama sih, dengerinnya udah 4 tahun.
Semoga Bermanfaat
Hz
Thanks
to [Muhammad Muhibudin – Muhasabah Hati]
1 komentar:
Write komentarThe new, better game to try out in 2021? - Dr.MCD
ReplyA number of 포천 출장마사지 online 의왕 출장안마 casinos have announced a 사천 출장안마 new game to 대전광역 출장안마 test their game 춘천 출장샵 development. With its game selection, you can find it in any slot